Keputusan JCR menunjukkan bahwa bauran kebijakan yang dimulai oleh Bank Indonesia dan pemerintah sehat dan diproyeksikan untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap ketahanan dan prospek ekonomi Indonesia. Selanjutnya, JCR menjelaskan berbagai faktor yang berkontribusi terhadap perubahan pandangan tentang Peringkat Kredit Pemerintah Indonesia. Pertama, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan rencana pembangunan infrastruktur berskala besar dan secara dinamis mendorongnya untuk mengakhiri kekurangan infrastruktur, yang dianggap sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi.
Rencana ini mengalami kemajuan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya oleh JCR, dan basis ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan dalam jangka menengah hingga jangka panjang diperkuat. Kedua, pemerintah telah berhasil memperluas belanja infrastruktur dan sumber daya manusia dan berupaya menurunkan defisit anggaran dengan mengurangi subsidi bahan bakar. Ketiga, pertumbuhan ekonomi diharapkan meningkat melalui inisiatif reformasi yang sedang berlangsung.
Pengelolaan SEO Sebuah Web Tidak Bisa Serta Merta Sama. Selain itu, Bank Indonesia telah merampingkan kapasitas respons kebijakannya. Bauran kebijakannya yang terdiri atas kenaikan suku bunga 175bps secara kumulatif sejak Mei 2018 dan pelonggaran kebijakan makro-kehati-hatian telah memperkuat stabilitas eksternal.
Di masa depan, JCR memiliki ekspektasi pemerintah menegakkan disiplin fiskal untuk mempromosikan konsolidasi fiskal terutama sesuai dengan rencananya. Di bawah Kerangka Kerja Fiskal Jangka Menengah, pemerintah telah menyatakan rencana untuk mempertahankan defisit anggaran sekitar 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) sambil mengurangi rasio utang pemerintah terhadap PDB, dari 29,8 persen pada 2018 menjadi 26-27 persen pada 2022.
Selain itu, sektor perbankan Indonesia tetap sehat, dengan rasio kecukupan modal dan rasio NPL masing-masing tercatat sebesar 23,0 persen dan 2,4 persen, pada akhir Desember 2018. Kunjungi web jasa seo profesional. JCR sebelumnya telah meningkatkan Peringkat Kredit Berdaulat Indonesia, dari BBB- / positif prospek BBB / prospek stabil pada 8 Februari 2018. Menteri Koordinator Kelautan Luhut Binsar Pandjaitan optimis bahwa Indonesia tidak akan terjerat oleh perangkap utang yang muncul dari China Belt and Road Initiative (BRI).
"Kami telah diperingatkan oleh orang-orang mengenai perangkap utang karena mereka menerapkan skema yang berbeda dari kami. Kami tidak menggunakan perjanjian G-to-G tetapi B-ke-B, dengan demikian menurunkan risiko jatuh ke dalam perangkap utang, "Pandjaitan mencatat dalam sebuah pernyataan di sini pada hari Sabtu. Pada Belt and Road Forum (BRF) yang diadakan di Beijing pada hari Jumat, menteri menegaskan bahwa skema B-to-B tidak mengizinkan pencairan dana negara untuk proyek.
Pemerintah semata-mata akan menjadi bagian dari studi kelayakan yang berpusat pada lingkungan, nilai tambah, alih teknologi, skema bisnis pendaftaran merek, dan penyerapan tenaga kerja lokal. "Berbicara sehubungan dengan prestasi kami di Morowali, saat ini kami memiliki perguruan tinggi politeknik untuk mereka yang bergerak di sektor teknik. Setelah selesai tiga hingga empat tahun, mereka akan dapat menggantikan rekan-rekan asing mereka," jelasnya.
"Dengan demikian, proyek ini juga akan bermanfaat bagi pekerja Indonesia. Inilah yang kami sebut saling menguntungkan," paparnya. Presiden Cina Xi Jinping telah berupaya untuk menenangkan kekhawatiran global yang meningkat atas perangkap utang oleh China melalui BRI, yang menegaskan bahwa itu hanyalah niat baik.
Selama pidato pengukuhannya di BRF ke-2, Xi menyuarakan ketajaman China membangun BRI triliun dolar berdasarkan kerja sama terbuka dan bersih dan penekanan pada proyek-proyek infrastruktur dan perdagangan yang menghasilkan pertumbuhan "kualitas tinggi" untuk semua. Pandjaitan menegaskan bahwa BRI tidak akan menjadi ancaman bagi jasa seo murah tetapi lebih meningkatkan daya saing daerah.
"Jelas bagi kita semua untuk melihat perluasan rencana konektivitas Eropa-Rusia oleh Uni Eropa, Rusia mengembangkan Uni Ekonomi Eurasia, dan Amerika Serikat telah menjalin kemitraan investasi dengan Indo-Pasifik," tandasnya.