Investasi Modal Asing Kuarta Kedua Mencapai 13 Persen

Ketika ekspor berada di bawah tekanan berat, akselerasi impor hampir di luar kendali dalam dua tahun terakhir meskipun kebijakan impor yang ketat diadopsi oleh pemerintah. Pemerintah telah mengumumkan pembatasan impor untuk barang-barang tertentu dalam upaya untuk memperbaiki neraca perdagangan negara dan mengekang peningkatan defisit transaksi berjalan.

Ekspor negara telah didominasi primer oleh komoditas tetapi impornya didominasi oleh barang-barang manufaktur dan bahan-bahan dasar industri. Dalam investasi, secara kumulatif hingga kuartal ketiga tahun ini, Investasi Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 6,91 persen, lebih kuat dari pertumbuhan 5,75 persen yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.

Sayangnya, setelah pertumbuhan yang cukup tinggi tercatat dalam beberapa tahun terakhir, investasi mulai meluncur terutama untuk investasi asing. Data di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan kontraksi mulai dicatat dalam investasi modal asing pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini mencapai masing-masing sebesar 13 persen dan 20 persen.

Selain perlambatan ekonomi global, momentum tahun politik di negara itu membuat investor memilih untuk menunggu dan melihat seperti sebelum pemilihan umum tahun 2009 dan 2014. Pertumbuhan investasi melambat sebelum pemilihan presiden.

Padahal investasi yang melambat pada 2019 diperkirakan akan tumbuh sekitar 6 persen. Sektor jasa diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan di sektor investasi yang terkait dengan proyek infrastruktur. Anggaran belanja untuk infrastruktur pada tahun 2019, yang ditetapkan sebesar Rp420,5 triliun atau lebih besar dari anggaran yang ditetapkan Rp410 triliun untuk tahun ini diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi negara tahun depan.

Kedutaan Besar Indonesia di Hanoi, yang menandai 63 tahun, telah dengan bangga mempersembahkan dirinya sebagai Mitra Negara di acara Paviliun Indonesia International Vietnam Fashion Fair 2018 dengan memfasilitasi 34 merek lokal untuk memamerkan kreasi mereka.

###################################################

Acara ini akan diselenggarakan dari 13 hingga 18 Desember di Pusat Internasional untuk Pameran (ICE) Hanoi, Vietnam, menurut sebuah pernyataan di sini pada hari Sabtu.

Proses penyerahan dan kurasi dimulai setelah Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 di ICE BSD City, Tangerang, Indonesia.

Duta Besar Indonesia di Hanoi, Ibnu Hadi, secara resmi membuka acara tersebut.

Acara ini akan dihadiri oleh duta besar / perwakilan dari misi diplomatik di Hanoi, perwakilan dari kementerian / lembaga Vietnam, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, serta komunitas bisnis di Hanoi dan sekitarnya.

Paviliun Indonesia memberikan nilai tambah pada definisi tersebut dan menetapkan model Diplomasi Mode yang luar biasa, kata Hadi.

Lebih lanjut, Hadi menekankan bahwa Paviliun Indonesia juga membantu dalam memperluas pasar; bertukar ide kreatif; berbagi nilai budaya yang kaya; dan menjembatani minat dan peluang bersama di antara industri fesyen Indonesia yang luas dan berkembang pesat.

Paviliun Indonesia juga meningkatkan kontak orang-ke-orang untuk perdagangan bilateral yang saling menguntungkan sebesar US $ 10 miliar pada tahun 2020.